Monday, June 25

Logical Framework Analysis Advance Level


Pelatihan LFA (Lanjutan)
Program yang baik disusun dengan menggunakan Metoda yang baik. Metoda yang baik adalah Metoda yang telah terbukti menghasilkan program yang berhasil. Keberhasilan yang layak dipertimbangkan adalah keberhasilan yang terbukti dalam jangka waktu relative panjang  mewakili berbagai situasi Negara, daerah dan budaya masing-masing daerah tersebut sehingga meyakinkan bahwa Metoda itu itu sudah diuji kelayakan serta manfaatnya. Model LFA adalah Metoda Perencanaan yang telah mencapai syarat-syarat tersebut. LFA menjiwai dan dipakai hampir di seluruh dunia, baik negara-negara Barat maupun Timur, negara-negara  Utara maupun Selatan. LFA juga dipakai oleh semua Institusi Multilateral, Bilateral, Institusi Pemerintah maupun Non Pemerintah.

Pelatihan dilakukan selama 4 hari efektif masing-masing  8 jam sehari dari hari Senin - Kamis, 6- 9 Agustus 2012.  Malam hari dapat dilanjutkan sessi tambahan, jika semua peserta setuju, atau dipakai membaca literatur di Perpustakaan yg dilengkapi 8.000  buku berbagai titles/judul.

LFA, mengikuti cara berpikir dasar: CAUSE- EFFECT (SEBAB-AKIBAT), atau landasan berpikir MEANS – ENDS (UPAYA-HASIL), yang merupakan alat berpikir sederhana dan karenanya mudah dipakai untuk meyakinkan, mengajak pihak lain terlibat dalam proses dan langkah-langkah suatu rencana sekaligus sehingga merasa ikut memiliki rencana, program yang telah dibuat agar dijalankan dengan sukses dan mendatangkan manfaat bagi banyak orang.

Materi pelatihan secara garis besar meliputi :
1. Dasar filosofie, paradigma berpikir, prinsip-prinsip, metode dan strategi metoda LFA
2. Pengenalan alat-alat analisa, penentuan isu strategis, penetapan arah/kiblat program
3. Pendalaman Logika Horizontal, Vertikal, Indikator, Asumsi, Resiko, Sumber Verifikasi
4. Perbandingan dengan metode perencanaan lainnya.

Narasumber ;
- Meth Kusumahadi,DCM
- P.Hardono hadi, Phd

Materi tersebut  akan disampaikan dengan metode sbb :
- Pengantar dan tanya jawab
- Brainstorming pengalaman peserta, Diskusi terbuka, FGD, Indepth interview
- Penugasan, latihan, presentasi simulasi.

Pelatihan dilakukan selama 4 hari efektif masing-masing  8 jam sehari dari hari Selasa – Jumat pada tanggal 3-6 Juli 2012. Malam hari dapat dilanjutkan sessi tambahan, jika semua peserta setuju, atau dipakai membaca literatur di Perpustakaan yg dilengkapi 8.000  buku berbagai titles/judul.

Tempat Pelatihan : Kompleks Pelatihan SATUNAMA,
Jl. Sambisari No. 99, Desa Duwet RT 07/34 Sendangadi,  Mlati,  Sleman,  Yogyakarta 55285 
Telp. 0274-867745-47   
Fax. 0274-869044 
Email : eni_dwi@satunama.org atau training@satunama.org

Monday, December 5

Novel di Perpustakaan Loekman Soetrisno

JUDUL BUKU
KETERANGAN
Panggil Aku Kartini Saja
Biografi ini mengajak kita mengingat Kartini, tapi bukan dari sudut pandang domestik rumah, seperti Kartini adalah   gadis pingitan, lalu dinikahkan, lalu melahirkan, namun lebih pada bagaimana Kartini melawan itu semua. Melawan kesepian karena pingitan, melawan arus kekuasaan besar penjajahan dari dinding tebal kotak penjara Kabupaten yang menyekapnya bertahun-tahun lamanya.Hal lain yang menarik : ternyata Kartini pandai melukis dan sangat mengagumkan.
Bumi Manusia.
(Periode penyemaian dan kegelisahan )
Novel ini merupakan bagian 1 dari Tetralogi Buru, dengan latarbelakang dan cikal bakal nation Indonesia di awal abad 20. Roman bagian pertama ini sebagai periode penyemaian dan kegelisahan Minke, manusia berdarah priyayi yang semampu mungkin keluar dari kepompong ke-Jawa-annya menuju manusia yang bebas dan merdeka. Di sudut lain membelah jiwa ke-Eropa-an yang menjadi simbol dan kiblat dari pengetahuan dan peradaban.
Jejak Langkah
( Periode pengorganisasian perlawanan ).
Bagian ke-3 dari Tetralogi Buru ini berkisah tentang Minke yang mulai memobilisasi segala daya upaya untuk melawan bercokolnya kekuasaan Hindia yang sudah berabad-abad umurnya. Minke tidak memilih perlawanan bersenjata tetapi memilih perlawanan jurnalistik dengan membuat sebanyak-banyak
nya bacaan pribumi.
Lewat jurnalistik ini Minke lantang berseru “ Didiklah rakyat dengan organisasi dan didiklah penguasa dengan perlawanan “.
Rumah Kaca
( Reaksi balik dari pemerintahan Hindia Belanda yang melihat kebangkitan perlawanan di tanah jajahan mereka )
Bagian ke-4 dari Tetralogi Buru, Rumah Kaca berkisah tentang usaha Kolonial memukul semua kegiatan kaum pergerakan dalam sebuah operasi ‘ pengarsipan ‘ yang rapi. Arsip adalah mata radar Hindia yang ditaruh di mana-mana untuk merekam apapun yang digiatkan aktivis   pergerakan.Pram mengistilahkan politik arsip itu sebagai kegiatan
“ pe-rumahkaca-an “.
Jalan Raya Pos, Jalan Daendels.
Buku ini adalah kesaksian tentang peristiwa genosida kemanusiaan paling mengerikan dibalik pembangunan Jalan Raya Daendels, jalan yang membentang 1000 km sepanjang utara Pulau Jawa dari Anyer ( Jabar ) sampai Panarukan
( Jatim ). Inilah satu dai beberapa kisah tragedi kerjapaksa terbesar sepanjang sejarah di Tanah Hindia. Melalui buku ini Pram menuturkan sisi paling kelam pembangunan jalan yang beraspalkan darah dan airmata manusia – manusia pribumi.
Midah Simanis Bergigi Emas
Ini adalah novel ringan yang ditulis Pramoedya di tahun 50-an dengan setting tempat Djakarta. Perempuan bernama Midah menjadi tokoh utamanya. Midah lahir dan dibesarkan dalam keluarga terpandang dan taat agama. Dalam usia remaja Midah dikawinkan dengan haji Terbus, laki-laki pilihan ayahnya yang ternyata telah mempunyai banyak istri.
Bukan Pasar Malam
Roman ini berlangsung dalam satu putaran perjalanan seorang anak revolusi- yang sangat idealis-pulang kampung karena ayahnya sakit TBC dan anggota keluarganya yang miskin dengan rumah tuanya, serta menghadapi istri yang cerewet.Roman ini juga menunjuk muka para jenderal / pembesar negeri pascakemerdekaan yang hanya asyik mengurus dan memperkaya diri sendiri.
Sekali Peristiwa di Banten Selatan
Novel ini merupakan hasil ’reportase’ singkat Pramoedya AT di wilayah Banten Selatan ( Jabar ) yang subur tapi rentan penjarahan dan pembunuhan. Tanah yang subur tapi masyarakatnya miskin, kerdil, tidak berdaya, lumpuh daya kerjanya. Mereka diisap sedemikian rupa. Mereka dipaksa hidup dalam rasa takut yang memiskinkan.
Perawan Remaja Dalam Cengkeraman Militer – Catatan Pulau Buru
Buku ini merupakan catatan sejarah tentang para perempuan remaja Indonesia yang dijadikan budak seks oleh balatentara Jepang pada Perang Dunia II. Catatan ini disusun berdasarkan keterangan teman-teman sepembuangan Pramoedya di Pulau Buru, serta hasil pelacakan mereka terhadap budak seks yang ditinggalkan begitu saja di Pulau Buru, setelah Jepang menyerah pada tahun 1945.
Anak Bajang Menggiring Angin
Novel ini telah memasuki cetakan yang ke-9. Berlatar belakang kisah Ramayana, novel ini dituturkan dengan begitu luar biasa dan menarik.Dengan imajinasi simbolik yang sangat kaya disertai penggalan makna-makna filosofis yang sangat dalam, buku ini mampu menghidupkan kembali kisah klasik Ramayana dalam bentuk yang enak untuk dinikmati.
Para pengamat sastra mengatakan bahwa kisah buku ini mempresentasikan perlawanan mereka yang lemah dan tak berdaya menghadapi absurditas nasib kekuasaan.
Kliwon, Perjalanan Seorang Saya
Buku ini memuat kumpulan tulisan. Topik yag disampaikan meliputi topik politik, agama , bencana dan bahkan pesantren.Gaya penuturannya sangat lugas, penuh humor dan mencerahkan.
Saya Nujood, Usia 10 dan Janda
Sebuah kisah nyata yang mengejutkan tentang gadis cilik yang pemberani. Di usia 10 tahun, Nujood dipaksa ayahnya menikah dengan lelaki yang usianya 3x lipat dari usianya. Nojood hidup terpisah dari orangtua dan keluarganya, memulai hidup baru bersama suaminya di desa terpencil di pedalaman Yaman. Setiap hari menerima penganiayaan fisik dan emosional dari suami dan ibu mertuanya.Tak tahan dengan perlakuan ini, Nujood kecil melarikan diri ke gedung pengadilan di Ibu Kota untuk meminta keadilan.
Perempuan Di Titik Nol
Novel ini didasari pada kisah nyata, berkisah tentang seorang perempuan bernama Firdaus, yang dihukum gantung karena membunuh seorang germo di Kairo. Firdaus menerima dengan gembira vonis itu dan menolak grasi kepada presiden seprti yang dianjurkan oleh kepala penjara.. Menurut Firdaus vonis itu justru merupakan satu-satunya jalan menuju kebebasan sejati. Ironis !
Catatan dari Penjara Perempuan
Buku ini berkisah tentang pengalaman Nawaal el-Saadawi yang seorang dokter sekaligus aktivis perempuan, saat ada dalam sebuah penjara perempuan di era Anwar Sadat. Berbagai peristiwa yang terjadi di dalam penjara dirangkainya menjadi sebuah cerita yang memikat, menyentuh dasar hubungan kaum perempuan dengan kekuasaan.
Jatuhnya Sang Imam
Jatuhnya Sang Imam berkisah tentang perjuangan dan perlawanan seorang anak perempuan yang lahir tanpa ayah. Sang Ibu dianggap sebagai seorang perempuan pezina, namun semua orang, mulai dari penjaga hingga sang Imam telah tidur bersamanya. Akibat keingintahuannya tentang keturunannya, ia selalu dikejar-kejar dan akhirnya tertangkap dan dijatuhi hukuman mati. Novel ini berisi tentang kejatuhan para pemimpin yang selalu bersembunyi di balik nama agama dan Tuhan.

Sumber : Mbak Tatik

Wednesday, March 17

Penggalangan Dana

Dalam rangka penggalangan dana untuk kegiatan "Kemah Alam Anak 2010" Tim Mobile Library-SATUNAMA mengadakan pembuatan kaos. Pemesanan ditunggu hingga tanggal 19 Maret 2010. Dengan harga Rp.30.000,-

Monday, October 26

HPS diperingati di Clapar,Hargowilis,Kokap,Kulon Progro

Kirab budaya dan arak-arakan Gunungan terdiri dari sayuran dan umbi-umbian serta buah-buahan, menandai dibukanya Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-29. Kegiatan ini mengambil tema : Mewujudkan Kedaulatan Pangan Dengan Memanfaatkan Keanekaragaman Potensi Pangan Lokal

Dusun Clapar, Hargowilis, Kokap, Kulon Progo menjadi tempat bagi peringatan HPS yang terselenggara berkat kerjasama yang baik antara masyarakat tani, Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Perikanan Kehutanan (KP4K) Kabupaten Kulon Progo, Kelompok tani Sumber Mulyo dan Kelompok tani Uperma serta SATUNAMA

Dalam kata sambutan, panitia mengungkapkan ada sejumlah 400 orang yang diundang. Mereka berasal dari Gunung Kidul ( Ponjong dan Gedangsari) Kulon Progo ( Kokap,Pengasih,Samigaluh) Sleman ( Moyudan) serta tamu dari Mojokerto.

Camat Kokap Bp.Santoso, membuka secara resmi peringatan ini sekaligus menyampaikan sambutan tentang pentingnya air sebagai sumber kehidupan. Dalam acara yang juga dihadiri oleh pejabat dari Dinas pertanian tersebut, Camat Kokap menampaikan harapan agar dinas terkait, mampu menyediakan air yang cukup untuk kebutuhan pertanian, khususnya di Kecamatan Kokap.

Sementara ketua panitia kegiatan, Sukijan, menekankan pentingnya mengelola sumber pangan lokal dan harapannya terhadap masyarakat tani agar selalu bersemangat dalam mengolah lahan pertanian.

Mewakili Bupati Kulon Progo, Bp. Bambang Tri, membacakan sambutan yang antara lain berisi : Pangan adalah hak asasi manusia dan berkedudukan sama dengan hak asasi yg lain seperti contohnya hak masyarakat mendapat jaminan kesehatan.

Pangan juga mempunyai dimensi komplek. Terpenuhi dan tercukupinya pangan yang berkualitas, dinilai strategis dari sisi politis. SDM Masyarakat akan berkembang jika pangan tersedia secara berimbang cukup dan bergizi.

Ketersediaan pangan merupakan tanggung jawab bersama, pembangunan pangan yang berkelanjutan akan mengatasi kemiskinan masyarakat dan keberhasilan pembangunan pangan tidak lepas dar kreativitas masyarakat.

Setelah sambutan acara dilanjutkan dengan dialog antara camat, dinas ketahanan pangan dan kelompok tani. Hal yang muncul adalah mengenai perlunya sinergi antar berbagai pihak. Terutama pemerintah dan LSM yang dalam hal ini adalah mitra. Hendaknya pemerintah mengambil peran lebih banyak dalam rangka mendukung kebijakan tentang pertanian.

Ibu Tuti dari Jaringan Petani Kulon Progo (Jatirogo) mengukapkan peran Jatirogo dalam membantu petani di Clapar, terutama dalam kaitannya meningkatkan harga jual Gula Jawa. Sebelum ada jaringan, harga gula ditingkat petani hanya sehargaRp.4500/kg, setelah ada campur tangan, petani mampu menjual gula jawa Rp.7500/kg, hanya saja masalah mahalnya biaya transportasi untuk mengambil gula dari dusun Clapar ke Sekretariat Jatirogo dikeluhkan oleh Ibu Tuti. Biaya transportasinya adalah 400/kg, sementara keuntungan Jatirogo hanya sebesar Rp.500/kg

Kegiatan pojok inovasi menjadi ajang pembelajaran secara langsung. Dialog dan tukar pengalaman secara langsung terjadi antar kelompok dengan masyarakat umum. Dari ajang ini pengunjung berdialog dan mendapatkan tips ringan dan berguna dari ahlinya. Pojok inovasi menampilkan cara pembuatan Jamu, pembuatan bolu dari labu dan emping melinjo.

Hari kedua, minggu 18 Oktober 2009 diisi dengan berbagai lomba anak,antara lain mewarnai gambar dan melukis di kain sesuai dengan tema kegiatan, serta dialog pertanian.

Kegiatan diakhiri dengan penyerahan hadiah untuk lomba agroexpo dan lomba anak. Dalam sambutannya penutupan direktur SATUNAMA menyampaikan, tidak perlu menjamu tamu dengan makanan lokal, asal tidak melupakan unsur kebersihannya. Pada malam harinya diadakan pentas wayang orang.

Kegiatan dapat berjalan baik sesuai dengan keinginan panitia, walaupun ada beberapa agenda yang harus berubah, seperti Bupati Kulonprogo yang batal hadir dikarenakan satu dan lain hal. Namun secara umum peringatan HPS ke-29 di Clapar, telah memberikan banyak pembelajaran bagi pihak-pihak yang terlibat, tantangannya adalah memastikan agar proses share informasi selama kegiatan – melalui dialog, pemutaran film, pojok inovasi dan lomba-lomba-- benar-benar memperkaya semua pihak yang terlibat, agar dalam peringatan-peringatan HPS selanjutnya tidak habis pada proses “tontonan” saja, tapi juga bisa menjadi tuntunan. (**ed)

Tuesday, September 1

Bersih Lingkungan SATUNAMA

Dear all,
Usulan bergotong royong membersihkan kompleks SATUNAMA, mendapat tanggapan sangat positif dari semua kawan di dalam acara review program 31/8 - 1/9/09. Kegiatan gotong royong ini perlu kita lakukan agar lingkungan tempat kita bekerja semakin bersih dan nyaman.

Untuk kegiatan awal akan dimulai setelah lebaran diorganisir oleh unit BMTS. Jika kegiatan ini berhasil baik, maka kegiatan akan diteruskan setiap satu bulan sekali.

Untuk hal-hal yang membutuhkan penanganan khusus seperti pada kasus mobil-listrik, akan diserahkan kepada pihak yang profesional. Mari membersihkan lingkungan kita. Kalo bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi




Tuesday, August 18

dari sepiring pisang

Sehari setelah peringatan kemerdekaan RI ke-64, Sore sekitar pukul 14.30 WIB,  Pak Surip seorang gardener sejati, datang ke West Office Building dengan membawa sepiring penuh pisang rebus hasil dari kebun kantor.  Hmm..Mantapp Pak Surip!!. Pisangmu membuat soreku bersemangat

By the way, ngomongin masalah pisang yang diambil dari kebun, sebetulnya ide sederhana ini  bisa jadi hebat manakala, pisang yang diambil dari kebun tersebut sungguh-sungguh dikelola. Idenya adalah, menanami setiap jengkal tanah di kebun/ tanah kosong dengan tananam pisang. Tanaman ini termasuk tanaman yang mudah tumbuh dan minim perawatan. Setidaknya ada dua manfaat nyata dari ide menanam pisang di kebun, pertama bagian dapur tidak harus repot mencari daun pisang karena di kebun sudah tersedian, dan jika pisang itu tidak laku dijual, acara pembagian pisang rebus gratis ala PMT (Program Makanan Tambahan) kepada staf bisa dilanjutkan, atau paling tidak dijadwalkan sebulan sekali. PMT ini pasti akan memotivasi teman-teman untuk bekerja lebih bersemangat, karena kebutuhan akan vitamin dan kalsium, terpenuhi dalam buah pisang. Laksanakan !

Thursday, August 6

produk lokal yang tetap banyak penggemarnya

Siapa bilang  lebih banyak penggemarnya Roti daripada Tiwul ?

Rabu sore, 5 agustus 2009 menjadi moment pembuktian bahwa rasa tiwul mampu menghipnotis lidah-lidah kawan-kawan divisi PEP. Ceritanya, sepulang dari melakukan pencarian data di BAPPEDA Gunung Kidul, Mbak Ani pulang dengan membawa oleh-oleh Tiwul dan Kripik Bayem yang dibuat ala kripik belut.

Mantap tenan, sesiang itu beberapa teman tidak beranjak sekedar untuk mencuil dan merasakan sensasi manis dan gurih dari kedua makanan tersebut. Setelah menikmati makanan khas tersebut, semangat kerja menjadi bertambah. Jadi siapa bilang tiwul dan kawan-kawannya mulai kehilangan penggemar.